Jelang Kunjungan Paus, Kuba Tahan Puluhan Pembangkang
Sumber: REUTERS

Internasional / 16 September 2015

Kalangan Sendiri

Jelang Kunjungan Paus, Kuba Tahan Puluhan Pembangkang

Theresia Karo Karo Official Writer
3917

Jelang kedatangan Paus Fransiskus ke Kuba pada 19-22 September mendatang, polisi setempat menahan 50 orang yang adalah kelompok pembangkang. Mereka yang didominasi umat Katolik Roma ini ditangkap saat memimpin pawai di Havana pada hari Minggu (13/9).

Penahanan yang sama kerap terjadi setelah Kelompok Perempuan Berpakaian Putih 'Ladies in White', rutin mengadakan pawai setip minggunya. Aksi ini berlangsung untuk mengkritik Gereja Katolik Roma dan Kardinal Jaime Ortega dari Kuba karena dianggap gagal mencapai advokasi dengan pemerintah Kuba.

Melansir VOA Indonesia, seperti yang dikutip dari Reuters, pemimpin 'Ladies in White' Berta Soler, menyatakan bahwa mereka berencana hadir dalam misa di Havana dan Holguin yang nanti akan dipimpin oleh Paus Fransiskus.

“Saya akan bicara dengan Paus tentang perlu dihentikannya tindak kekerasan polisi terhadap orang-orang yang mengekspresikan kebebasan mereka berdemonstrasi di depan umum,” ujar Soler.

Selama ini, pemerintah Kuba menganggap para pembangkang adalah bagian dari kelompok provokator yang didukung kelompok anti-komunis di Amerika Serikat, guna menyerang pemerintahan di Havana.

Dalam reli mingguan usai misa di Gereja Katolik Santa Rita di Havana, sebanyak 40 perempuan dan sekitar 12 pendukung pria, diketahui berbaris di luar rute reli yang diijinkan. Sehingga mereka diserang oleh 200 pendukung pemerintah dan polisi.

Polisi perempuan kemudian ditugaskan untuk menarik dan membawa mereka ke bus keamanan. Dan untuk menghindari perlawanan, para polisi biasanya akan memborgol dan memasukkan mereka dalam mobil polisi.

Selama beberapa bulan terakhir, insiden yang sama terjadi
beberapa kali. Meskipun begitu, mereka yang ditahan segera dibebaskan dalam waktu singkat. Menurut kelompok ini, setidaknya terdapat 100 orang yang ditahan setiap hari Minggu di negara komunis tersebut.

Menurut Komisi Hak Asasi Manusia dan Rekonsiliasi Nasional Kuba yang merupakan komisi pemberontak, penangkapan bulanan tertinggi terjadi pada Agustus 2015. Setidaknya polisi Kuba telah menahan 768 pembangkang yang dianggap terlibat dalam kegiatan politik.

Penangkapan ini juga turut menangkap Jose Daniel Ferrer, kepala Uni Patriotik Kuba, organisasi pembangkang terbesar di negara yang dipimpin oleh klan Castro tersebut. Saat polisi memborgolnya, Ferrer berkata, “Gereja harus peduli tentang hal ini atau tentang apapun yang melibatkan hak asasi manusia (HAM).” “Ini merupakan tugas mereka,” lanjutnya. Dia kemudian dibebaskan sekitar satu jam kemudian.

Menanggapi insiden ini, gereja mengungkapkan bahwa kelompok ini memang giat dalam menyuarakan penghormatan HAM kepada pemerintah, namun tidak berpihak pada isu-isu politik.

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Let share! Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.

Sumber : VOAIndonesia/Jawaban.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami